Selasa, 17 Desember 2013

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING


A.     Pengertian Material Requirement Planning
Perencanaan kebutuhan material (MRP) dapat didefinisikan sebagai suatu teknik atau set prosedur yang sistematis untuk penentuan kuantitas serta waktu dalam proses perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang tergantung pada item–item tingkat (level) yang lebih tinggi (dependent demand). Ada 4 kemampuan yang menjadi ciri utama dari sistem MRP yaitu:
1. Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat.
2. Membentuk kebutuhan minimal untuk setiap item.
3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan.
4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan.
Perencanaan kebutuhan material atau sering dikenal dengan Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu sistem informasi yang terkomputerisasi untuk mengatur persediaan permintaan yang dependent dan mengatur jadwal produksi. Sistem ini bertujuan untuk mengurangi tingkat persediaan dan meningkatkan produktivitas. Terdapat dua hal penting dalam MRP yaitu lead time, dan berapa banyaknya jumlah material yang siap dipesan

B.      Tujuan Material Requirement Planning
Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
1. Meminimalkan Persediaan
MRP menentukan berapa banyak dan kapan suatu komponen diperlukan disesuaikan dengan Jadwal Induk Produksi (JIP). Dengan menggunakan komponen ini, pengadaan (pembelian) atas komponen yang diperlukan untuk suatu rencana produksi dapat dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga dapat meminimalkan biaya persediaan.
2. Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengriman
MRP mengidentifikasikan banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan baik dari segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan waktu tenggang produksi maupun pengadaan atau pembelian komponen, sehingga memperkecil resiko tidak tersedianya bahan yang akan diproses yang mengakibatkan terganggunya rencana produksi.
3. Komitmen yang realistis
Dengan MRP, jadwal produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai dengan rencana, sehingga komitmen terhadap pengiriman barang dilakukan secara lebih realistis. Hal ini mendorong meningkatnya kepuasan dan kepercayaan konsumen.
4. Meningkatkan efisiensi
MRP juga mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan Jadwal Induk Produksi (JIP).
Dengan demikian terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan MRP (Material Requirements Planning), yaitu :
a. Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat
Kapan pekerjaan harus selesai atau material harus tersedia agar Jadwal Induk Produksi (JIP) dapat terpenuhi.
b. Menentukan kebutuhan minimal setiap item melalui sistem penjadwalan.
c. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanaan.
Kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus dilakukan.
d. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang harus direncanakan didasarkan pada kapasitas yang ada.

C.     Kelebihan dan Kelemahan Material Requirement Planning
1. Kelebihan MRP
·         Kemampuan memberi harga lebih kompetitif
·         Mengurangi harga penjualan
·         Mengurangi Inventori
·         Pelayanan pelanggan yang lebih baik
·         Respon terhadap permintaan pasar lebih baik
·         Kemampuan mengubah jadwal induk
·         Mengurangi biaya setup
·         Mengurangi waktu menganggur
·         Memberi catatan kemajuan sehingga manager dapat merencanakan order sebelum pesanan aktual dirilis
·         Memberitahu kapan memperlambat akan sebaik mempercepat
·         Menunda atau membatalkan pesanan
·         Mengubah kuantitas pesanan
·         Memajukan atau menunda batas waktu pesanan
·         Membantu perencanaan kapasitas
2. Kelemahan MRP
Problem utama penggunaan sistem MRP adalah integritas data. Jika terdapat data salah pada data persediaan, bill material data/master schedule kemudian juga akan menghasilkan data salah. Problem utama lainnya adalah MRP systems membutuhkan data spesifik berapa lama perusahaan menggunakan berbagai komponen dalam memproduksi produk tertentu (asumsi semua variable). Desain sistem ini juga mengasumsikan bahwa "lead time" dalam proses in manufacturing sama untuk setiap item produk yang dibuat.
Proses manufaktur yang dimiliki perusahaan mungkin berbeda diberbagai tempat. Hal ini berakibat terjadinya daftar pesanan yang berbeda karena perbedaaan jarak yang jauh. The overall ERP system dapat digunakan untuk mengorganisaisi sediaan dan kebutuhan menurut individu perusaaannya dan memungkinkan terjadinya komunikasi antar perusahaan sehingga dapat mendistribuskan setiap komponen pada kebutuan perusahaan.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebuah sistem enterprise perlu diterapkan sebelum menerapkan sistem MRP. Sistem ERP system dibutuhkan untuk menghitung secara reguler dengan benar bagaimana kebutuhan item sebenarnya yang harus disediakan untuk proses produksi.
MRP tidak mengitung jumlah kapasitas produksi. Meskipun demikian, dalam jumlah yang besar perlu diterapkan suatu sistem dalam tingkatan lebih lanjut, yaitu MRP II. MRP II adalah sistem yang mengintegrasikan aspek keuangan. Sistem ini mencakup perencanaan kapasitas
D.     Input, Proses, Output Material Requirement Planning
1. Input MRP
Input yang dibutuhkan dalam konsep MRP, yaitu sebagai berikut :
1. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule), merupakan ringkasan skedul produksi produk jadi untuk periode mendatang yang dirancang berdasarkan pesanan pelanggan atau peramalan permintaan. JIP berisi perencanaan secara mendetail mengenai jumlah produksi yang dibutuhkan untuk setiap produk akhir beserta periode waktunya untuk suatu jangka perencanaan dengan memperhatikan kapasitas yang tersedia. Sistem MRP mengasumsikan bahwa pesanan yang dicatat dalam JIP adalah pasti, kendatipun hanya merupakan peramalan.
2. Status Persediaan (Inventory Master File atau Inventory Status Record), merupakan catatan keadaan persediaan yang menggambarkan status semua item yang ada dalam persediaan yang berkaitan dengan:
a. Jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap periode (on hand inventory).
b. Jumlah barang yang sedang dipesan dan kapan pesanan tersebut akan datang (on order inventory).
c. Lead time dari setiap bahan.
3. Struktur Produk (Bill Of Material), merupakan kaitan antara produk dengan komponen penyusunnya yang memberikan informasi mengenai daftar komponen, campuran bahan dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat produk. BOM juga memberikan deskripsi, penjelasan dan kuantitas dari setiap bahan baku yang diperlukan untuk membuat satu unit produk.

2. Proses MRP
Langkah–langkah dasar dalam penyusunan MRP, yaitu antara lain:
1.      Netting
 yaitu proses perhitungan jumlah kebutuhan bersih untuk setiap periode selama horison perencanaan yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan jadwal penerimaan persediaan dan persediaan awal yang tersedia.
2.      Lotting
yaitu penentuan besarnya ukuran jumlah pesanan (lot size) yang optimal untuk sebuah item berdasarkan kebutuhan bersih yang dihasilkan.
3.      Offsetting
yaitu proses yang bertujuan untuk menentukan saat yang tepat melaksanakan rencana pemesanan dalam pemenuhan kebutuhan bersih. Penentuan rencana saat pemesanan ini diperoleh dengan cara mengurangkan kebutuhan bersih yang harus tersedia dengan waktu ancang-ancang (lead time).
4.      Exploding
merupakan proses perhitungan dari ketiga langkah sebelumnya yaitu netting, lotting dan offsetting yang dilakukan untuk komponen atau item yang berada pada level dibawahnya berdasarkan atas rencana pemesanan

3. Output MRP
Output MRP sekaligus juga mencerminkan kemampuan dan ciri dari MRP, yaitu :
1. Planned Order Schedule (Jadwal Pesanan Terencana) penentuan jumlah kebutuhan material serta waktu pemesanannya untuk masa yang akan datang.
2. Order Release Report (Laporan Pengeluaran Pesanan) berguna bagi pembeli yang akan digunakan untuk bernegoisasi dengan pemasok dan berguna juga bagi manajer manufaktur yang akan digunakan untuk mengontrol proses produksi.
3. Changes to Planning Orders (Perubahan terhadap pesanan yang telah direncanakan) yang merefleksikan pembatalan pesanan, pengurangan pesanan dan pengubahan jumlah pesanan.
4. Performance Report (Laporan Penampilan), suatu tampilan yang menunjukkan sejauh mana sistem bekerja, kaitannya dengan kekosongan stok dan ukuran yang lain.

Minggu, 13 Oktober 2013

“PERAMALAN (FORECASTING)”


Ø  Pengertian Peramalan
Peramalan merupakan aktivitas fungsi bisnis yang memperkirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga produk-produk itu dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat. Peramalan merupakan dugaan terhadap permintaan yang akan datang berdasarkan pada beberapa variabel peramal, sering berdasarkan data deret waktu historis. Peramalan menggunakan teknik-teknik peramalan yang bersifat formal maupun informal (Gaspersz, 1998).
Forecasting adalah peramalan atau perkiraan mengenai sesuatu yang belum terjadi. Ramalan yang dilakukan pada umumnya akan berdasarkan data yang terdapat di masa lampau yang dianalisis dengan mengunakan metode-metode tertentu. Forecasting diupayakan dibuat dapat meminimumkan pengaruh ketidakpastian tersebut, dengan kata lainbertujuan mendapatkan ramalanyang bisa meminimumkan kesalahan meramal (forecast error) yang biasanya diukur dengan Mean Absolute Deviation, Absolute Error, dan sebagainya. Peramalan merupakan alat bantu yang sangat penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien (Subagyo, 1986).
Ø  Jenis-Jenis Peramalan
Berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :
a.      Peramalan Kualitatif
Yaitu peramalan yang didasarkan atas kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, judgement atau pendapat, dan pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya. Biasanya permalan secara kwalitatif ini didasarkan atas hasil penyelidikan, seperi Delphi,S – curve, analogies dan penelitian bentuk atau morphological research atau didasarkan atas ciri – ciri normative seperti decision matrices atau decisions trees.
Beberapa metode peramalan yang digolongkan sebagai model kualitatif
adalah sebagai berikut :
1. Metode Delphi, Sekelompok pakar mengisi kuesioner, Moderator menyimpulkan hasilnya dan memformulasikan menjadi suatu kuesioner baru yang diisi kembali oleh kelompok tersebut, demikian seterusnya. Hal ini merupakan proses pembelajaran (learning process) dari kelompok tanpa adanya tekanan atau intimidasi individu. Metode ini dikembangkan
pertama kali oleh Rand Corporation pada tahun 1950 – an.
2. Dugaan manajemen ( management estimate ) atau Panel Consensus, dimana peramalan semata-mata berdasarkan pertimbangan manajemen, umumnya oleh manajemen senior. Metode ini akan cocok dalam situasi yang sangat sensitif terhadap intuisi dari suatu atau sekelompok kecil orang yang karena pengalamannya mampu memberikan opini yang kritis dan relevan. Teknik akan dipergunakan dalam situasi dimana tidak ada situasi dimana tidak ada laternatif lain dari model peramalan yang dapat diterapkan. Bagaimanapun metode ini mempunyai banyak keterbatasan, sehingga perlu dikombinasikan dengan metode peramalan yang lain.
3. Riset Pasar (market research), merupakan metode peramalan berdasarkan hasil – hasil dari survei pasar yang dilakukan oleh tenaga-tenaga pemasar produk atau yang mewakilinya. Metode ini akan menjaring informasi dari pelanggan atau pelanggan potenbsial (konsumen) berkaitan dengan rencana pembelian mereka dimasa mendatang. Riset pasar tidak hanya akan membantu peramalan, tetapi juga untuk meningkatkan desain produk dan perencanaan untuk produk-produk baru.
4. Metode kelompok terstruktur (structured group methods), seperti metode Delphi, dan lain lain. Metode Delphi merupakan teknik peramalan berdasarkan pada proses konvergensi dari opini beberapa orang atau ahli secara interaktif tanpa menyebutkan identitasnya. Grup ini tidak bertemu secara bersama dalam suatu forum untuk berdiskusi, tetapi mereka diminta pendapatnya secara terpisah dan tidak boleh secara berunding. Hal ini dilakukan untuk menghindari pendapat yang bias karena pengaruh kelompok. Pendapat yang berbeda secara signifikan dari ahli yang lain dalam grup tersebut akan dinyatakan lagi kepada yang bersangkutan, sehingga akhirnya diperoleh angka estimasi pada interval tertentu yang dapat diterima. Metode Delphi ini dipakai dalam peramalan teknologi yang sudah digunakan pada pengoperasian jangka panjang selain itu, metode ini juga bermanfaat dalam pengembangan produk baru, pengembangan kapasitas produksi, penerobosan ke segmen pasar baru dan strategi keputusan bisnis lainnya.
5. Analogi historis (Historical Analogy), merupakan teknik peramalan berdasarkan pola data masa lalu dari produk-produk yang dapat disamakan secara Analogi. Misalnya peramalan untuk pengembangan pasar televise multi sistem menggunakan model permintaan televisi hitam putih atau televisi berwarna biasa. Analogi historis cenderung akan menjadi terbaik untuk penggantian produk di pasar dan apabila terdapat hubungan substitusi langsung dari produk dalam pasar itu.
b.      Peramalan Kuantitatif
Yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuntitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metoda yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Dengan metoda yang berbeda akan diperoleh hasil peramalan yang berbeda, adapun yang perlu diperhatikan dari penggunaan metoda tersebut, adalah baik tidaknya metoda yang dipergunakan, sangat ditentukan oleh perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi. Metoda yang baik adalah metoda yang memberikan nilai – nilai perbedaan atau penyimpangan yang mungkin. Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi sebagai berikut:
 Adanya informasi tentang keadaan yang lain.
 Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data.
 Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan datang.
·         Pada dasarnya metoda peramalan kuantitatif ini dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu:
1. Metode time series adalah metode yang dipergunakan untuk menganalisis serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu. Metode ini mengasumsikan beberapa pola atau kombinasi pola selalu berulang sepanjang waktu, dan pola dasarnya dapat diidentifikasi semata-mata atas dasar data historis dari serial itu. Ada empat komponen utama yang mempengaruhi analisis ini, yaitu :
a. Pola Siklis (Cycle), b. Pola Musiman (Seasonal), c. Pola Horizontal, d. Pola Trend. Ada beberapa trend yang digunakan didalam penyelesaian masalah ini, yaitu :
1) Trend Linier
Bentuk persamaan umum (Sofyan Assauri, 1984, hal. 53 – 56): Y = a + bt, Sedangkan peramalannya mempunyai bentuk persamaan: Yt = a + bt
di mana: Yt = Nilai ramalan pada periode ke-t, t = Waktu/periode
2) Trend Eksponensial atau Pertumbuhan
Bentuk persamaan umum: Y = aebt, Sedangkan peramalannya mempunyai bentuk persamaan: Yt = aebt
3) Trend Logaritma
Y = a + b log t, Sedangkan peramalannya mempunyai bentuk persamaan: Yt = a + b log t
4) Trend Geometrik
Bentuk persamaan umumnya adalah: Y = atb, Sedangkan peramalannya mempunyai bentuk persamaan: Yt = atb
5) Trend Hyperbola
·         Adapun metode peramalan yang termasuk model time series adalah sebagai berikut:
A. Metode Penghalusan (Smoothing).
Metode smoothing terdiri dari beberapa jenis, antara lain :
1. Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average), terdiri atas :
- Single Moving Average (SMA)
2. Metode Exponential Smoothing, terdiri atas :
- Single Exponential Smoothing
- Double Exponential Smoothing (DES), yang terbagi atas :
B. Metode Proyeksi Kecenderungan dengan Regresi
C. Metode Dekomposisi.
2. Metode Kausal
Metode kausal terdiri atas beberapa metode, antara lain :
a. Metode regresi dan korelasi
b. Metode Ekonometrik
c. Metode Input-Output

Kamis, 26 September 2013

TATA LETAK PROSES di BENGKEL MOBIL


Berikut ini adalah alur proses servis mobil di bengkel mobil :


Mungkin sebagian dari anda permah mengalami kerusakan pada mobil, baik kerusakan serius maupun ringan. Hal pertama yang mesti kita lakukan adalah mengetahui kerusakan dibagian mana saja yang dialami, sebelum akhirnya memutuskan untuk membawanya ke bengkel mobil.
Setelah mengetahui bagian mana saja pada mobil yang rusak dan mengidentifikasi seberapa kerusakannya, kita dapat membawa mobil ke tempat body repair mobil atau bengkel mobil terpercaya. proses dari body repair sendiri bermacam-macam, tergantung pada tingkat kerusakan mobil. 

Berikut penjelasan alur servis mobil dari bagan diatas :

1. Customer service : Hal pertama yang kita lakukan saat tiba dibengkel mobil ialah datangi bagian customer service. Disana kita akan ditanya keluhan apa saja yang terjadi pada mobil kita. Lalu bagian ini akan mencatat pada bagian form tertentu dan menyerahkannya ke bagian pengecekan atau tekhnisi.


2. Checking : Pada bagian ini, petugas akan memeriksa bagian mana saja yang terjadi kerusakan dan mencatat di form yang telah disediakan sesuai prosedur.


3. Cleaning : Proses ini yaitu melakukan pembersihan pada bagian mobil yang tergores atau penyok.


4. Pengetokan (Beating) : Sebelum melakukan pemgetokan pada body mobil, biasanya petugas akan melepaskan bagian mobil yang akan diperbaiki jika memang bagian tersebut sulit dijangkau.



5. Dempul : Ini merupakan proses untuk membuat kondisi panel yang diperbaiki menjadi seperti bentuk panel aslinya. Sebelum melakukan proses pendempulan, kendaraan dibungkus dengan tujuan untuk mencegah bagian yang tidak diperbaiki terkena efek dari pendempulan dan pengecatan.


6. Pengecatan : Hal ini dilakukan jika kerusakan mobil parah dan berdampak pada warna cat mobil.


7. Perakitan (Assembly) : Proses pemasangan kembali bagian-bagian mobil yang dilepas tadi.
8. Pemrosesan (Polishing) : Proses ini merupakan pemolesan pada hasil cat yang sudah dilakukan.
9. Pencucian : Pencucian dilakukan untuk menghilangkan bagian kotor pada mobil yang telah diperbaiki tadi.


10.Pemeriksaan Akhir : Proses ini sangat penting untuk mengecek hasil perbaikan yang sudah dilakukan, agar tidak ada lagi kesalahan dalam melakukan perbaikan.