MODEL TEORI
ANTRIAN
A. Dasar Teori Antrian
Dalam hampir setiap organisasi
selalu ada contoh proses yang menimbulkan deretan tunggu disebut antrian. Deretan bagian, mesin atau unit harus menunggu untuk memperoleh
pelayanan karena fasilitas
pelayanan terbatas dan tidak
bisa memenuhinya
secara bersamaan.
Bila berpergian dengan pesawat maka akan dihadapkan
berbagai deretan antrian. Untuk membeli
karcis, orang harus berdiri dalam deretan menuju loket agen perjalanan. Begitu tiba di lapangan
udara, orang harus berdiri pada deretan pemeriksaan bagasi dan pemeriksaan
paspor. Di dalam
pesawat penumpang harus berdiri lagi dalam deretan untuk mendapatkan
tempat duduk. Ini adalah contoh
dalam kehidupan sehari-hari tentang antrian.
B.
Pengertian Teori Antrian
Banyak model yang berbeda tentang sistem aliran barang
mencakup faktor-faktor yang ditandai dengan
suatu sebaran peubah acak.
Yang paling umum digunakan adalah pendekatan
analitis pada sistem aliran acak seperti pada analisis antrian, atau teori antrian. Teori antrian
mengacu kepada pengamatan matematis dan fisik dari suatu kelompok masalah yang ditandai dengan ciri-ciri :
1.
Ada masukan dari satuan yang memasuki sistem
2. Satuan yang bergerak melewati
sistem adalah diskrit.
3.
Satuan yang mulai membutuhkan
pelayanan disusun dengan satu cara dan
menerima pelayanan
menurut susunan tadi.
4. Mekanisme yang ada yakni yang mengatur
kapan
satu
satuan
yang
melayani selesai dilayani.
5. Paling tidak satu dari dua mekanisme, kedatangan atau pelayanan, tidak ditentukan seluruhnya tetapi dapat diperhitungkan pada satu jenis sistem
probabilistik (berpeluang).
Menurut Taha
(1996,
p135),
teori
antrian
adalah
teori
yang menyangkut studi matematis dari antrian-antrian
atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan merupakan sesuatu yang biasa terjadi apabila kebutuhan akan suatu pelayanan
melebihi kapasitas
yang tersedia untuk menyelenggarakan pelayanan
tersebut.
Apabila pelayanan terlalu banyak
maka akan memerlukan ongkos yang
besar, sebaliknya jika kapasitas pelayanan kurang maka akan terjadi baris penungguan dalam
waktu
yang
cukup
lama yang
juga
akan menimbulkan ongkos baik berupa ongkos sosial, kehilangan langganan ataupun pengangguran kerja. Yang menjadi tujuan utama teori antrian
ialah mencapai keseimbangan antara ongkos pelayanan
dengan
ongkos
yang
disebabkan oleh adanya
waktu menunggu tersebut.
Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari
antrian-antrian atau baris baris penungguan.
Ø Contoh – contoh kasus antrian :
1.
Para pembelanja yang berdiri didepan kounter di supermarket.
2. Mobil-mobil yang menunggu di lampu merah.
3. Pasien yang menunggu diklinik rawat jalan.
4. Pesawat yang menunggu lepas landas dibandara udara.
5. Mesin-mesin rusak yang menunggu untuk diperbaiki oleh petugas perbaikan
mesin.
6. Surat yang menunggu diketik oleh seorang sekretaris.
7. Program yang menunggu untuk diproses oleh komputer digital.
Fenomena menunggu adalah hasil
langsung dari keacakan dalam operasi sarana pelayanan secara umum, kedatangan
pelangan dan waktu pelayanan tidak diketahui sebelumnya karena jika bisa
diketahui, pengoperasian sarana tersebut dapat dijadwalkan sedemikian rupa
sehingga akan sepenuhnya menghilangkan keharusan untuk menunggu.
Tujuan mempelajari
pengoeprasian sebuah sarana pelayanan dalam kondisi acak adalah untuk
memperoleh beberapa karakteristik yang mengukur kinerja sistem yang sedang
dipelajari.
Dalam model antrian, interaksi
antara pelanggan dan pelayan adalah berkaitan dengan periode waktu yang
diperoleh pelanggan untuk menyelesaikan sebuah pelayanan, dalam antrian
kedatangan pelanggan umumnya disebut sebagai distribusi kedatangan (arrival
distribution) dan distribusi waktu pelayanan (service time distribution).
C.
Faktor faktor penting dalam pengembangan model antrian :
1. Cara memilih pelanggan dari antrian untuk memulai pelayanan
- FCFS ( first come first served)
- LCFS ( last come first
served)
- SIRO ( served in random order)
2. Berkaitan dengan rancangan sarana dan pelaksanaan pelayanan
- Parralel served
- Serial served
- Random served
3. Berkaitan dengan rancangan sarana tersebut dan pelaksanaan pelayanan.
4. Berkaitan dengan ukuran antrian yang diijinkan.
5. Berkaitan dengan sifat sumber yang meminta pelayanan.
D. Unsur-Unsur
Dasar Dari Model Antrian
Dari sudut pandang model antrian, situasi antrian
diciptakan dengan cara berikut ini. Sementara para pelanggan tiba di satu sarana pelayanan,
mereka bergabung dalam sebuah antrian.
Pelayan memilih seorang pelanggan dari antrian untuk memulai pelayanan. Setelah
selesainya pelayanan, proses memilih
pelanggan baru (yang sedang menunggu) diulangi. Diasumsikan tidak ada waktu yang terhilang
antara penyelesaian pelayanan dengan diterimanya seorang pelanggan baru di sarana pelayanan tersebut.
Pelaku-pelaku
utama dala sebuah situasi antrian adalah pelanggan
(customer) dan pelayan
(server). Dalam model antrian, interaksi antara pelanggan dan pelayan adalah menarik hanya dalam hal kaitannya dengan periode waktu yang diperoleh
pelanggan untuk menyelesaikan
sebuah pelayanan. Jadi, dari sudut pandang kedatangan
pelanggan, kita tertarik
pada interval waktu yang memisahkan kedatangan yang berturut-turut. Juga, dalam
kasus pelayanan, yang diperhitungkan adalah waktu pelayanan
per pelanggan.
Dalam model-model
antrian, kedatangan pelanggan dan waktu
pelayanan diringkaskan dalam bentuk distribusi probabilitas yang umumnya disebut sebagai distribusi kedatangan (arrival distribution) dan distribusi waktu pelayanan (service time distribution). Kedua distribusi ini mewakili
situasi di mana pelanggan tiba
dan dilayani secara individual
(misalnya, bank atau supermarket).
Dalam situasi lainnya, pelanggan
dapat tiba dan/atau dilayani dalam kelompok (misalnya, restoran). Kasus terakhir ini umumnya
disebut sebagai antrian kelompok (bulk queue).
Walaupun pola kedatangan dan kepergian adalah faktor-faktor penting dalam analisis antrian,
faktor-faktor lain juga penting dalam pengembangan model-model antrian. Faktor pertama adalah cara memillih pelanggan
dari antrian untuk memulai pelayanan. Ini disebut sebagai peraturan pelayanan
(service dicipline).
Peraturan yang paling
umum adalah FCFS (first
come, first served / datang pertama, dilayani pertama), LCFS (last
come, first served / datang terakhir, dilayani pertama), SIRO (service in random order /
pelayanan dalam urutan acak) juga dapat timbul dalam situasi praktis.
Kita juga harus menambahkan bahwa sementara peraturan pelayanan menentukan pemilihan
pelanggan dari satu jalur antrian, para pelanggan
yang tiba di sebuah sarana pelayanan dapat juga ditempatkan dalam
antrian prioritas (priority queue) sedemikian rupa
sehingga
prioritas
yang
lebih
tinggi
akan
menerima preferensi untuk mulai dilayani terlebih dahulu. Pemilihan pelangga yang spesifik dari setiap antrian
prioritas dapat mengikuti
peraturan pelayanan tertentu.
Faktor kedua berkaitan dengan rancangan sarana tersebut dan pelaksanaan
pelayanan. Sarana tersebut dapat mencakup lebih dari satu pelayan, sehingga memungkinkan
beberapa pelanggan sebanyak
jumlah pelayan tersebut untuk dilayani
secara berbarengan (misalnya,
kasir bank). Dalam kasus
ini,
semua pelayan menawarkan pelayanan yang sama
dan
sarana pelayanan tersebut dikatakan memiliki
pelayanan sejajar (paralel servers). Sebaliknya, sarana pelayanan dapat pula terdiri
dari serangkaian stasiun yang dapat dilalui pelanggan sebelum
pelayanan diselesaikan (misalnya, pengolahan sebuah produk di serangkaian mesin). Situasi yang dihasilkan umumnya dikenal sebagai
antrian serial atau antrian
tandem (tandem queue). Rancangan
yang paling umum dari sebuah sarana pelayanan mencakup baik stasiun pengolahan serial atau paralel.
Ini menghasilkan apa yang disebut antrian jaringan (network queue).
Faktor
ketiga
berkaitan dengan
ukuran antrian yang diijinkan. Dalam beberapa situasi tertentu,
hanya sejumlah pelanggan tertentu yang diijinkan, kemungkinan karena batasan ruang (misalnya, ruang unuk mobil di
tempat pengisian bensin). Setelah antrian memenuhi kapasitas, pelanggan yang baru tiba tidak dapat
masuk dalam anttrian.
Faktor keempat
berkaitan dengan
sifat
sumber
yang
meminta pelayanan (kedatangan pelanggan). Sumber pemanggilan (calling source)
dapat menghasilkan
sejumlah
terbatas
pelanggan
atau
(secara
teoritis)
sejumlah tak terbatas
pelanggan. Sumber tebatas trejadi ketika kedatangan
mempengaruhi laju kedatangan pelanggan
baru. Di sebuah bengkel
dengan M mesin, sumber pemanggilan
sebelum ada mesin rusak terdiri dari M calon pelanggan. Setelah satu mesin rusak, mesin itu menjadi
pelanggan dan karena itu tidak dapat menghasilkan pemanggilan baru sampai diperbaiki. Perbedaan harus ditarik antara situasi
bengkel dengan situasi
lain di mana ”penyebab” dari pemanggilan terbatas, tetapi
mampu menghasilkan kedatangan yang tidak
terhingga. Misalnya, dalam sebuah tempat pelayanan
jasa pengetikan, jumlah
pengetik adalah terbatas, tetapi
setiap
pengetik dapat menghasilkan
kedatangan sebanyak apapun, karena ia biasanya tidak perlu menunggu penyelesaian bahan yang diserahkan sebelumnya
sebelum menghasilkan
pesanan-pesanan baru.
Model-model antrian yang mewakili situasi di mana manusia mengambil peran
sebagai pelanggan dan/atau pelayan
harus dirancang untuk memperhitungkan pengaruh perilaku manusia
(human behaviour). Pelayan
”manusia” dapat mempercepat laju pelayanan
ketika jalur antrian
memanjang. Pelanggan ”manusia”
dapat berpindah dari satu jalur antrian ke jalur antrian lainnya dengan harapan dapat mengurangi waktu menunggu ( di saat berikutnya anda berada di bank atau superarket, Anda dapat membuat waktu
menunggu anda
menjadi tidak
membosankan dengan
memperhatikan
fenomena perpindahan ini). Beberapa pelanggan
”manusia” juga menolak untuk bergabung dalam satu jalur antrian, karena mereka memperkitakan waktu menunggu yang lama, atau mereka dapat membatalkan setelah berada dalam antrian karena waktu menunggu mereka sudah terlalu panjang. (Catat bahwa dalam hal perilaku
manusia, waktu menunggu yang panjang bagi satu
orang tidak sama panjangnya bagi orang lainnya).
Tidak diragukan lagi, terdapat ciri-ciri perilaku manusia yang lainnya dalam situasi antrian sehari-hari. Tetapi, dari sudut pandang model antrian, ciri-ciri ini hanya dapat diperhitungkan jika perilaku itu dapat dikuantifikasi dengan cara tertentu yang memungkinkannya untuk dimasukkan
dalam model yang bersangkutan. Juga, model-model
antrian tidak dapat memperhitungkan
sebuah perilaku individual dari pelanggan dalam arti bahwa semua pelanggan
dalam anr\trian diperkirakan untuk ”berperilaku” secara setara sementara
mereka berada di sarana pelayanan yang bersangkutan.
Jadi pelanggan yang suka mengobrol
(dengan pelayan selama dilayani) dipertimbangkan sebagai kasus yang jarang
dan perilakunya itu diabaikan dalam perancangan sistem. Sebaliknya, jika sebagian besar pelanggan ternyata
suka mengobrol, sebuah rancangan yang realistik
dari sarana pelayanan tersebut harus didasari oleh fakta
bahwa kebiasaan ini, walaupun membuang-buang
waktu, merupakan bagian integral dari operasinya.
Satu cara yang logis untuk memasukkan
pengaruh kebiasaan ini adalah meningkatkan waktu pelayanan
per pelanggan.
Jadi,
dapat
kita
lihat
bahwa
unsur-unsur
dasar
dari
model antrian bergantung pada faktor-faktor berikut
ini :
1. Distribusi
kedatangan ( kedatangan tunggal atau kelompok )
2. Distribusi
waktu pelayanan ( pelayanan tunggal
atau kelompok )
3. Rancangan
sarana pelayanan ( stasiun
serial, paralel,
atau jaringan )
4. Peraturan
pelayanan (FCFS, LCFS, SIRO )
dan prioritas pelayanan
5. Ukuran antrian ( terhingga atau tidak terhingga )
6. Sumber pemanggilan (terhingga atau tidak terhingga )
7. Perilaku manusia ( perpindahan, penolakan, atau pembatalan )
Tujuan kita dalam mempelajari
pengoperasian sebuah
sarana pelayanan dalam kondisi acak adalah untuk memperoleh
beberapa karakteristik yang mengukur kinerja sistem yang sedang dipelajari
tersebut. Misalnya, satu ukuran yang
logis dari kinerja adalah seberapa lama seorang
pelanggan diperkirakan harus menunggu
sebelum dilayani. Satu ukuran lain adalah persentase waktu sarana pelayanan tersebut tidak dipergunakan. Ukuran pertama memandang sistem dari sudut pandang pelanggan, sementara ukuran kedua mengevaluasi derajat pemanfaatan sarana
tersebut. Kita secara intuitif melihat bahwa semakin
lama seorang pelanggan menunggu, semakin kecil persentase waktu
sarana tersebut tidak dipergunakan, dan sebaliknya. Kedua ukuran kinerja ini karena itu dipergunakan untuk memilih tingkat pelayanan (atau
laju pelayanan) yang
akan menghasilkan keseimbangan yang wajar antara kedua situasi
yang
bertentangan ini
E.
Ada dua fungsi dasar model antrian yaitu :
a.
Meminimumkan biaya langsung
Biaya langsung adalah biaya yang
timbul akibat lamanya waktu pelayanan yang secara langsung membebani
perusahaan. Contoh pembengkakan biaya akibat waktu ini adalah pekerja yang
dibayar perjam dan diharuskan melayani sejumlah pelanggan, perusahaan harus
membayar pekerja tersebut persatuan waktu.
b.
Meminumkan biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung terjadi apabila
pelanggan harus menunggu lama sehingga mungkin membatalkan niat memakai jasa
perusahaan teresbut. Proses antrian pada umumnya dikelompokan kedalam empat
struktur dasar menurut sifat – sifat fasilitas pelayanan,yaitu:
1. Single Channel – Single phase
(satu saluran satu tahap)
2. Single Channel – Multi phase
(satu saluran banyak tahap)
3. Multi Channel – Single phase
(banyak saluran satu tahap)
4. Multi Channel – Multi phase
(banyak saluran satu tahap)
1. Single channel – single phase, berarti hanya ada satu jalur untuk memasuki sistem dan
hanya ada satu stasiun pelayanan. Contoh untuk model struktur ini adalah
pelayanan pada pembelian tiket KA, supermarket, tukang cukur, dan sebagainya.
Sistem Antrian
Sumber populasi Keluar
Keterangan : M
= antrian
S = stasiun pelayanan
Gambar Sistem Antrian Single channel-Single phase
2. Single channel – multiphase, yang berarti hanya ada satu jalur untuk
memasuki sistem, tetapi ada lebih dari satu stasiun pelayanan yang berurutan.
Contoh model antrian ini adalah pada lini produksi massa, pencucian mobil,
bengkel motor, dan sebagainya.
Sistem Antrian
Phase 1 Phase 2
Gambar Sistem Antrian Single
channel – multiphase
3. Multichannel – single phase, yang berarti ada lebih dari satu jalur untuk memasuki sistem,
namun hanya ada satu stasiun pelayanan. Contoh model ini terdapat pada sistem
pembayaran di supermarket, pembelian tiket yang dilayani oleh lebih dari satu
loket, pelayanan potong rambut oleh beberapa tukang potong, dan sebagainya.
Sistem Antrian
Sumber
populasi Keluar
Gambar Sistem Antrian Multichannel
– single phase
4. Multichannel – multiphase, yang berarti ada lebih dari satu jalur untuk memasuki sistem dan
ada lebih dari satu stasiun pelayanan. Contoh model struktur antrian ini terdapat pada pelayanan
pasien di rumah sakit, produksi massa dengan lebih dari satu lini produksi, dan
lain-lain.
Sistem Antrian
Sumber populasi Keluar
Phase 1 Phase 2
Gambar Sistem Antrian Multichannet
– multiphase
·
Asumsi – asumsi dalam multi channel single phase ( infinte )
-
Jumlah
antrian tidak dibatasi
-
Kedatangan
mengikuti distribusi poisson
-
Waktu
pelayanan mengikuti distribusi exponential negative
-
First
come First served
-
Saluran
dikalikan dengan tingkat pelayanan > dari tingkat kedatangan.
·
Peran Distribusi Poisson dan Eksponensial
Situasi
antrian dimana kedatangan dan keberangkatan (kejadian) yang timbul selama
interval waktu dikendalikan dengan kondisi berikut :
• Kondisi 1 :Probabilitas dari sebuah kejadian( kedatangan atau keberangkatan)
yang timbul antara t dan t +s bergantung hanya pada panjang s, yang berarti
bahwa probabilitas tidak bergantung pada t atau jumlah kejadian yang timbul
selama periode waktu (0,t).
• Kondisi 2 : Probabilitas kejadian yang timbul selama interval waktu yang
sangat kecil h adalah positif tapi kurang dari satu.
• Kondisi 3 : Paling banyak satu kejadian dapat timbul selama interval waktu
yang
sangat kecil.
Ketiga kondisi diatas
menjabarkan sebuah proses dimana julah kejadian selama satu interval waktu yang
diberikan adalah Poisson, dan karena itu interval waktu antara beberapa
kejadian yang berturut turut adalah eksponensial. Dengan kasus demikian, kita
katakan bahwa kondisi kondisi tersebut mewakili proses Poisson.
·
Ciri
Ciri Distribusi poisson :
-
Tingkat
kedatangan rata – rata dapat diduga berdasarkan data masa lalu
-
Tingkat
kedatangan rata – rata persatuan waktu adalah konstan
-
Banyaknya
kedatangan dalam suatu selang waktu tidak dipengaruhi apa yang terjadi pada
selang waktu sebelum nya
-
Probabilitas
suatu kedatangan dalam selang yang sangat pendek adalah sangat kecil sehingga
probabilitas > dari satu kedatangan dalam selang waktu yang pendek akan
mendekati 0 (nol).
F. Langkah-langkah dalam Analisa Antrian
Secara umum prosedur dalam mengerjakan teknik antrian adalah sebagai
berikut :
Langkah 1.
Tentukan sistem antrian apa yang harus dipelajari.
Langkah 2.
Tentukan model antrian yang cocok dalam menggambarkan sistem. Dalam kasus
pompa bensin paling sedikit ada tiga model yang dapat digunakan yaitu :
(a) tiga
pompa untuk premium dengan satu garis tunggu, (b) tiga pompa untuk
premium
dengan masing-masing memiliki satu garis tunggu, (c) satu pompa untuk
premium,
satu pompa untuk pertamax dan satu pompa untuk solar yang masing-masing
memiliki satu garis tunggu.
Langkah 3. Gunakan
formula matematik atau metode simulasi untuk menganalisa model antrian.
·
Sistem antrian memiliki beberapa komponen seperti berikut :
1. Populasi masukan (input population). Berapa banyak pelanggan
potensial yang dapat
memasuki sistem antrian.
2. Distribusi kedatangan. Menggambarkan bagaimana distribusi
pelanggan memasuki sistem. Para pelanggan mungkin datang setiap lima menit (constant
arrival distribution), atau mungkin datang secara acak (arrival pattern
random). Dengan demikian terdapat dua pola kedatangan (arrival pattern)
yaitu : (1) menggambarkan tingkat kedatangan per unit waktu, atau (2) menggambarkan
jumlah kedatangan dalam periode waktu tertentu secara berturut-turut dalam waktu
yang berbeda.
3. Disiplin pelayanan. Menggambarkan pelanggan mana yang harus
dilayani lebih dulu. Pedoman umum yang digunakan dalam disiplin pelayanan
adalah first come-first served, dan last come-first served.
Disamping itu pelanggan mungkin dilayani secara acak dan bahkan mungkin
dilayani berdasarkan prioritas.
4. Fasilitas pelayanan. Pengelompokan fasilitas pelayanan menurut
jumlah yang tersedia. Sistem single-channel merupakan sistem yang
terdiri dari satu saluran untuk memasuki sistem pelayanan dengan satu fasilitas
pelayanan. Atau menggunakan sistem multiple-channel yang terdiri dari
satu antrian dengan beberapa fasilitas pelayanan.
5. Distribusi pelayanan. Dapat ditetapkan berdasarkan salah satu
dari dua cara berikut : (a) berapa banyak pelanggan yang dapat dilayani per
satuan waktu. Atau (b) Berapa lama pelanggan dapat dilayani. Dalam kasus yang
lain, suatu distribusi probabilitas mungkin digunakan untuk menentukan
rata-rata waktu pelayanan.
6. Kapasitas sistem pelayanan. Memaksimumkan jumlah pelanggan
yang diperkenankan masuk dalam sistem. Kapasitas sistem mungkin terbatas atau
mungkin berlebih.
7. Karakteristik sistem lainnya. Dalam praktek sistem antrian
mungkin pelanggan tidak akan memasuki sistem antrian jika mengetahui sudah
banyak pelanggan yang menunggu, dengan kata lain mungkin pelanggan meninggalkan
antrian.
§
Single Channel Model (M/M/1)
Salah satu model paling sederhana adalah model saluran tunggal (single-channel
model) yang ditulis dengan notasi “sistem M/M/1”. Komponen dari
sistem ini adalah :
1. Populasi input tak terbatas yaitu jumlah kedatangan pelanggan
potensial tak terbatas.
2. Distribusi kedatangan pelanggan potensial mengikuti distribusi Poisson.
Rata-rata kedatangan pelanggan per satuan waktu adalah variabel random suatu
distribusi probabilitas Poisson. Dalam notasi (M/M/1), tanda M pertama
menunjukkan rata-rata kedatangan yang mengikuti distribusi probabilitas
Poisson. Sedangkan arti M kedua adalah tingkat pelayanan yang mengikuti
distribusi probabilitas Poisson. Angka satu menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan
dalam sistem atau satu saluran (one channel).
3. Disiplin pelayanan mengikuti pedoman FCFS.
4. Fasilitas pelayanan terdiri dari saluran tunggal.
5. Distribusi pelayanan mengikuti distribusi Poisson. Diasumsikan bahwa
lamda lebih kecil dari miu (λ < μ) yaitu rata-rata jumlah kedatangan pelanggan
per satuan waktu lebih kecil dari rata-rata jumlah pelanggan yang dapat
dilayani per satuan waktu dalam sistem.
6. Kapasitas sistem diasumsikan tak terbatas.
7. Tidak ada penolakan maupun pengingkaran.
§
Multiple Channel Model (M/M/s)
Perbedaan dengan single channel model terletak pada jumlah pelayanan.
Fasilitas pelayanan yang dimiliki model (M/M/s) lebih dari satu. Huruf (s)
yang terdapat pada (M/M/s) menyatakan jumlah fasilitas pelayanan.
Contoh : Ruang UGD rumah sakit
Sebuah rumah sakit memiliki sebuah ruang unit gawat darurat (UGD) yang
berisikan tiga bagian ruangan yang terpisah untuk setiap kedatangan pasien.
Setiap ruangan mimiliki satu orang dokter dan satu orang jururawat. Secara
rata-rata seorang dokter dan jururawat dapat merawat 5 orang pasien per jam.
Apabila pasien yang dihadapi hanya luka-luka ringan, mereka dapat melayani
rata-rata 12 pasien per jam. Laporan pihak statistik pasien menunjukkan bahwa
kedatangan dan penyelesaian pelayanan mengikuti distribusi Poisson.
G. Teori Antrian Dengan Gabungan Kedatangan Dan
Kepergian
Menurut
Taha (1997,p185), Notasi yang sesuai dengan untuk
meringkaskan karakteristik dari antrian parallel telah secara universal
dibakukan dalam format berikut ini:
(a/b/c):(d/e/f)
Dengan pendekatan sistem,
suatu
antrian
dapat
dilihat pada
gambar sebagai berikut :
Gambar 2.2 Sistem Antrian
Sumber : Modul PSK&E
Lab Teknik Industri
Dimana simbol a, b, c, d, e, dan f adalah
unsur-unsur dasar dari model ini
sebagai berikut:
a = Distribusi kedatangan
b =
Distribusi waktu pelayanan (atau keberangkatan)
c =
Jumlah pelayanan pararel (c=1,2,...,∞)
d =
Peraturan pelayanan
( misalnya, FCFS, LCFS, GD, SIRO)
e =
Jumlah maksimum yang diijinkan
dalam sistem
f =
Ukuran
sumber pemanggil
Notasi baku tersebut menggantikan simbol a dan b untuk
kedatangan dan keberangkatan dengan
kode berikut ini,
M = distribusi kedatangan atau keberangkatan dalam
poisson (atau Markov, atau
distribusi antar-kedatangan atau
pelayanan eksponensial yang setara)
D = waktu antar kedatangan atau waktu pelayanan yang konstan ataupun deterministik
Ek = distribusi
erlangian atau gamma dari distribusi antar kedatangan
atau waktu pelayanan dengan parameter k.
GI = distribusi
indenpenden umum dari kedatangan (atau waktu antar- kedatangan)
G = distribusi umum dari keberangkatan
(atau waktu pelayanan)
Teori antrian
berhubungan dengan analisa suatu antrian dan perilakunya. Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu antrian terjadi bila tingkat jumlah orang atau sesuatu yang harus dilayani lebih besar daripada tingkat jumlah pelayanannya.
Jika jumlah orang/barang yang datang/harus
dilayani lebih kecil daripada kecepatan
pelayanannya, maka antrian akan berkurang atau mungkin
tidak ada antrian
lagi.